Selamat datang di BLOG BELAJAR TANPA BATAS bersama saya Rahmadona Sugiaty. Mari kita belajar dengan PORTAL RUMAH BELAJAR. BELAJAR DIMANA SAJA, KAPAN SAJA, DENGAN SIAPA SAJA
Blog Dunia Pendidikan: 2021

Belajar dengan quizizz

 


Berbagai inovasi pembelajaran daring sering digunakan oleh guru-guru yang kreatif dan selalu berusaha meningkatkan pembelajaran walaupun di masa pandemi covid 19. Salah satunya menggunakan Quizizz. Dengan menggunakan quizizz, pembelajaran menjadi menyenangkan. Saya sudah pernah mencobanya di kelas saya. Para peserta didik merasa seperti bermain game, tetapi memperoleh ilmu pengetahuan. Aplikasi quizizz bisa juga digunakan untuk melatih ketepatan, kecepatan jawaban para peserta didik. Maka para peserta didik akan berlomba dan bersaing untuk memperoleh nilai tertinggi. Para peserta didik merasa terpacu untuk mendapat nilai bagus.
Selain quizizz juga banyak lagi yang bisa digunakan. Memang semua inovasi tergantung gurunya terlebih dahulu. Mampu apa tidakkah guru tersebut menggunakan atau memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.

Salam literasi...!!!
Tetap semangat menulis...!!!

Rahmadona Sugiaty
NPA. 02050100300


Belajar Tanpa Batas

 


Mengapa pada hari ini saya memilih judul  Belajar Tanpa Batas? Karena belajar itu memang tanpa batas. Batas usia tidak ada dan batas jarak juga tidak ada. Saat ini untuk memperoleh ilmu pengetahuan bisa kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja. Ilmu pengetahuan bisa di peroleh kapanpun dan di mana pun dan dengan siapapun. 

Belajar dari buaian sampai liang lahat. Itu yang sering kita dengar. Apalagi kita yang memang terjun di dunia pendidikan. Dari tanggal 15 Februari 2021 sampai dengan 1 Maret 2021 saya mengikuti  Pelatihan Daring Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Matematika Sd Kelas E di PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA.

Ada ilmu-ilmu baru yang diperoleh di setiap pelatihan, oleh karena itu saya selalu semangat jika mengikuti berbagai pelatihan.
Anda juga tentunya sering juga mendengar kata belajar tanpa batas. 

Rahmadona Sugiaty
02050100300

Twibbon PGRI


Saat membuka Grup Whatsapp terdapat twibbon PGRI. Lalu saya mencobanya dan hasil twibbonnya sangat bagus. Terima kasih pada pembuat twibbon ini. Kata-kata yang ada pada twibbon sangat menyentuh jiwa dan raga. 


Bangga menjadi Anggota PGRI
Mengabdi untuk negeri
Peduli kwalitas generasi

 Saat pandemi covid 19 ini, memang pembelajaran tidak bisa semaksimal seperti tatap muka. Semua pembelajaran melalui daring ataupun luring. Tetapi kita harus tetap penuh semangat dan memikirkan kwalitas generasi yang akan menjadi penerus kita kelak. 

Saya mengajar di SD Negeri 165732, di Kota Tebing Tinggi. Di kota kecil kami, semua guru berusaha meningkatkan kwalitas gurunya terlebih dahulu maka akan berimbas pada peningkatan kwalitas peserta didik. Karena guru dapat berinovasi dan kreatif.

Rahmadona Sugiaty

NPA. 02050100300

Buku pertama memotivasi

 


Buku pertamaku memotivasi untuk terus berkarya dan berbagi. Bersyukur di masa pandemi covid ini masih bisa berbagi lewat karya tulis. Memang menulis itu tidak mudah, tetapi bisa dimulai dan dijadikan kegemaran. Terus melatih diri untuk lebih baik dalam menulis juga tidak kalah pentingnya. Saya juga merasa sampai sekarang belum maksimal dalam menulis. Tetapi terus berlatih dan berusaha selalu. Semoga saja terus mencoba dan mencoba menulis lebih baik lagi.

Hari ini ISBN buku Peran Orangtua Saat Anak Belajar Dari Rumah sudah ada saat saya cek hari ini. Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa. Terima kasih juga pada penerbit yang sudah ikut andil dalam segalanya.

PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK)

 


PembaTIK adalah Pembelajaran berbasis TIK merupakan program Peningkatan Kompetensi TIK Guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan Kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 Level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi (4i leveling).


Manfaat Mengikuti PembaTIK :
1. Meningkatkan kemampuan TIK sesuai dengan perkembangan teknologi terkini
2. Mendapatkan sertifikat pada setiap level dengan skala nasional
3. Berkesempatan untuk menjadi Duta Rumah Belajar

Syarat dan ketentuan :
1. Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari semua jenjang yang dibuktikan dengan SK PNS yang bersangkutan.
2. Guru Tetap Yayasan yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan dari Yayasan.
3. Guru Honorer di instansi Pendidikan Pemerintah/Swasta dari semua jenjang yang dibuktikan dengan keputusan dari pimpinan lembaga yang bersangkutan.

Ayo kita ikuti PembaTIK...!

Sumber : https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id//user/pembatik_2020

Rahmadona Sugiaty
NPA 02050100300

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

 



Berbagi bukan hanya materi tetapi saling memberi informasi juga ilmu dan wawasan yang dimiliki. Berbagai organisasi pendidikan saya ikuti untuk memperbanyak pengetahuan dan wawasan saya. Berbagi wacana tentang Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di Grup Guru Dahsyat Nusantara (GGDN) di telegram. Moderator Pak Romli M dan saya mencoba menjadi Narasumber.

Di saat sekarang ini teknologi digunakan sebagai alat dalam pembelajaran walaupun tidak bisa semaksimal saat kita tatap muka. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran, manfaatnya antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran.
3. Membantu memvisualisasikan ide-ide abstrak.
4. Mempermudah pemahaman materi yang sedang dipelajari.
5. Menampilkan materi pembelajaran menjadi lebih menarik.
6. Memungkinkan terjadinya interaksi antara pembelajaran dengan materi yang sedang dipelajari.

Penggunaan TIK dalam lingkungan sekolah tidak dapat dihindari. Apalagi di masa pandemi covid 19 saat ini. Sudah seharusnya sebagai Guru dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Marilah bersama kita terus meningkatkan ilmu dan pengetahuan kita dalam pemanfaatan TIK pada pembelajaran.

Rahmadona Sugiaty
NPA 02050100300

Kelas Maya di Portal Rumah Belajar



Rumah Belajar merupakan Portal Pembelajaran yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat diakses gratis di https://belajar.kemdikbud.go.id/ dan menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunitas. Rumah Belajar kini hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat baik siswa dan guru mulai PAUD sampai SMA/SMK. Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita dapat belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja. Rumah Belajar kini semakin menarik karena tersedia di Play Store juga App Store. 

Pada Portal Rumah Belajar ada Kelas Maya yang merupakan sebuah Learning Management System (LMS) yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi proses pembelajaran virtual atau tanpa tatap muka antara guru dan siswa. 


Dengan fitur ini, guru dapat memberikan bahan ajar yang dapat diakses dan dibagikan oleh siswa dalam bentuk digital kapan saja dan di mana saja.

Sumber : Berkelana Bersama Rumah Belajar (Salam Nabila)



 

Cara Mencintai Anak

Dalam lingkungan keluarga, orangtua pastilah ingin mengekspresikan cintanya kepada anak dengan selalu ingin membahagiakan buah hatinya. Mereka ingin selalu dapat memberi pujian dan pelukan hangat, melayani kebutuhan anak, dan mungkin saja membelikan apa pun yang diminta anak. Semua yang dilakukan orangtua dengan alasan cintanya kepada anaknya.

Namun, kadang orangtua tidak tahu di mana meletakkan ekspresi cinta dan batas-batas mencintai anak. Masalah ini terlihat gampang, tapi susah dalam kenyataannya. Apalagi bila kita tahu betapa cinta itu sangat diperlukan bagi perkembangan anak, termasuk dalam soal kesehatan fisiknya.

Berikut ini beberapa cara mencintai anak :
1. Uang bukanlah segalanya
2. Nuansa kehangatan
3. Ajarkan dengan memberi contoh nyata
4. Hormati ruang pribadi anak

Cara yang harus dihindari saat mendidik anak :
1. Sikap menyepelekan pendidikan
2. Terlalu mendikte anak
3. Memberi nasehat secara berlebihan
4. Tidak mengakui kekeliruan
5. Keteladanan yang kontradiktif
6. Tidak konsisten menegakkan peraturan
7. Terlalu membenarkan pendapat diri sendiri tanpa mau berdiskusi dan menghargai pendapat anak
8. Selalu melarang dan terlalu mengontrol
9. Orangtua sering berbohong
10. Bertengkar di depan anak
11. Melanggar janji
12. Terlalu banyak memberi batasan

Pendidikan bagi anak merupakan salah satu kebutuhannya untuk masa depan. Pendidikan pertama yang diperoleh anak di awal kehidupannya berasal dari keluarga, khususnya orangtua. Pendidikan yang diberikan itu bisa dalam bentuk pola asuh, sikap, atau tingkah laku yang ditampilkan oleh orangtua terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua diharapkan mampu menerapkan pola asuh yang bisa mengembangkan segala aspek perkembangan anak usia dini baik kognitif, fisik motorik, bahasa, seni, maupun moral sedini mungkin.

Sumber : Yuk Cintai Anak (Karya Ira Amita Nasution, S.Pd)

Cara berkomunikasi dengan anak

 


Seringkali seorang anak yang tidak sependapat atau tidak memiliki komunikasi yang baik dengan orangtuanya, cenderung tertutup bahkan memberontak kepada orangtuanya. Ucapan dan perintah orangtua kepada anak tidak semua bisa langsung dimengerti. Sehingga perlu ada upaya dan pendekatan khusus dari orangtua yang hendak menyampaikan keinginannya. Pendekatan tersebut bergantung pada faktor usia anak, suasana hati anak, serta kepribadiannya.

Komunikasi selalu menjadi bagian yang terpenting dalam hal pengasuhan anak. Sayangnya banyak orangtua seringkali melakukan komunikasi satu arah kepada anak dengan cara memerintah. Padahal apa yang baik bagi kita, belum tentu baik menurut anak kita. Di sinilah peran komunikasi untuk membantu menyatukan pendapat antara orangtua dan anak.

Berikut ini cara tepat berkomunikasi dengan anak sejak usia dini:

  1. Berbicara dari hati ke hati
  2. Jangan pernah berteriak
  3. Ajarkanlah kata-kata yang pantas dan yang tidak pantas
  4. Selalu gali percakapan
  5. Membuat anak merasa nyaman berbicara dengan Anda
  6. Jadilah pendengar yang baik
  7. Berbicara dengan tenang dan jujur
  8. Mengontrol anak
  9. Tidak malu untuk meminta maaf
  10. Mengajak anak berdiskusi

Semoga tulisan ini bermanfaat dan tetap semangat menulis.

Salam literasi ...!

Sumber : Yuk Cintai Anak karya Ira Amita Nasution, S.Pd

Piagam Penghargaan Finalis Duta Rumah Belajar Sumatera Utara

Tidak disangka ternyata bisa juga memperoleh Piagam Penghargaan Finalis Duta Rumah Belajar Sumatera Utara. Karena mengenal Rumah Belajar di tahun 2019 saat Diklat Literasi Digital di Hotel Griya Medan Bulan Desember. Ternyata jadi semakin semangat dalam berkarya.


Semoga saja dengan saya mengikuti PembaTIK sampai Level 4 yang pertama di Kota Tebing Tinggi dapat membangkitkan semangat rekan Guru lainnya. Karena menjadi sosok Guru yang pantas digugu dan ditiru belajarnya tiada henti. Sebagai manusia biasa, kita terkadang salah dalam bertindak. Oleh karena itu, saya sangat senang mengikuti berbagai pelatihan. Untuk meningkatkan ilmu dan wawasan saya.

PembaTIK adalah sebuah inisiatif dan gagasan bagaimana guru dan tenaga pendidik di lingkungan Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan dan Kebudayaan sebagai kegiatan peningkatan kompetensi TIK untuk pembelajaran. Aktivitas PembaTIK dilaksanakan dengan 4 level yang mengacu pada literasi TIK guru dari UNESCO, yaitu literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi. Ujung dari PembaTIK adalah menjadi duta Rumah Belajar yang merupakan perpanjangan tangan dari Pusdatin Kemendikbud dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran gratis dari pemerintah yaitu Rumah Belajar.

Di level 4 peserta akan mendapatkan pembekalan dari narasumber inspiratif. Pembekalan ini dilaksanakan dengan metode live streaming dan zoom meeting. Salah satu narasumbernya adalah Om Jay (Bapak Wijaya Kusumah).

Tetap semangat menulis...!!

Salam dari saya Rahmadona Sugiaty. Guru SD Negeri 165732 Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara.



Hari yang indah

 


Hari kamis yang manis, itu sering di sebut oleh siapa saja di dunia maya. Setiap hari itu akan indah jika kita selalu mensyukurinya. Tulisan saya hari ini bertema "Hari yang indah karena hati penuh syukur". Mengapa demikian? Karena jika kita mensykuri apa yang kita peroleh maka hati juga akan tenang. Di dalam hati yang tenang akan terciptalah kebahagiaan. Jika merasa bahagia maka secara otomatis hari yang kita jalani akan indah.

Hidup ini bukanlah hanya mengenai materi dan kekayaan saja. Karena begitu banyak orang-orang yang kaya dan berlimpahan materi masih belum merasakan bahagia. Contohnya saja seseorang yang memiliki pekerjaan bagus dan memiliki kekayaan banyak berlimpah, tetapi merasa sedih karena tidak memiliki keturunan. Maka hari-hari yang dilaluinya tidak akan pernah merasa indah. Tetapi apabila dia merasa bersyukur dan dapat menerima apa yang ada dengan kekurangannya tidak bisa memiliki keturunan, karena masih banyak anak-anak yang membutuhkan pertolongannya dengan harta kekayaannya. Jadi inti dari kisah ini, orang tersebut akan merasa memiliki keturunan dan dia juga akan merasa bahagia. Karena bersyukur dan merasa bahagia, maka hari yang dilaluinya akan menjadi indah.

Kisah-kisah seperti ini sangat membawa sisi positif pada kita. Hidup dengan rasa syukur menciptakan hari-hari yang indah.

Salam saya Rahmadona Sugiaty, Guru SD Negeri 165732 Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara.

Tetap semangat menulis...!!!

Menulis karena membiasakan

Saat saya memulai menulis, tidak pernah terlintas bahwa kelak akan terbiasa menulis. Tetapi memang kenyataannya kebiasaan menulis harus dimulai dengan pembiasaan. Pelatihan demi pelatihan menulis sering saya ikuti walaupun belum bisa sekreatif dan semaksimal penulis-penulis lainnya. Tetapi semua saya mulai dari nol. Mencoba dan terus selalu mencoba. Itu yang selalu saya lakukan. Apapun yang saya tulis adalah semoga saja bisa bermanfaat dan memotivasi diri saya untuk selalu semangat dalam menulis, juga bisa memotivasi yang lainnya.

Keinginan menjadi seorang penulis yang handal dan terkenal sepertinya sangat jauh dari benak saya. Tetapi sebagai seorang guru Sekolah Dasar yang menjadi teladan bagi murid-muridnya, saya akan mencoba menulis. Karena menurut saya sebagai seorang guru yang ingin murid-muridnya kreatif, sudah seharusnya memberikan contoh yang kreatif juga.

Mengikuti berbagai pelatihan terutama dalam hal menulis merupakan salah satu cara atau trik saya untuk bisa menulis dengan kreatif. Karena pembiasaan dalam menulis memang harus memulai dan jangan menunda-nunda.

Pembelajaran hari ini yang saya peroleh dari Grup Whatsapp Belajar Menulis Gel.14 yaitu konteks untuk penulisan di media online antara lain:

  1. Judul menarik
  2. Tulisan tidak terlalu panjang
  3. Kekinian
  4. Mengungkapkan sisi pribadi boleh saja.
  5. Tulisan mengalir

Menulis berarti mengasah pikiran. Kata mengasah berarti menyingkirkan hal-hal yang membuat tulisan kurang tajam. Caranya dengan menempatkan proses mencari ide sama pentingnya dengan proses menulis itu sendiri. Hal lain adalah kegiatan mengedit tulisan berarti anda sedang memastikan bahwa pikiran anda sudah tajam untuk disampaikan pada pembaca.

Tetap semangat menulis.

Pembelajaran daring yang tidak garing di SD Negeri 165732

Hari Selasa, 2 Februari 2021 di SD Negeri 165732 masih dalam pembelajaran jarak jauh atau yang di singkat menjadi PJJ. Walaupun pembelajaran daring (dalam jaringan), tetapi siswa-siswa SD Negeri 165732 Kelas 4 masih semangat dalam menimba ilmu.

Di awal pembelajaran yang dimulai di grup Whatsapp, guru menyapa dan mengirim daftar hadir serta tugas di Google Classroom. Walaupun di awal permulaan semester ganjil, begitu sulit membimbing agar pembelajaran daring tidak garing, tetapi sekarang semakin terbiasa. Di lanjutkan dengan tatap maya menggunakan Zoom Cloud Meeting, yang awalnya hanya beberapa siswa yang aktif. Tetapi lama kelamaan semakin banyak siswa yang aktif. Karena jika saat Zoom Cloud Meeting tidak mengikuti, maka akan diberikan link YouTube untuk mengulang materi yang di ajarkan. 

Teknologi di saat pandemi covid 19 ini memang sangat penting. Apalagi jika Guru bisa menggunakannya dengan semaksimal mungkin. Setelah pembelajaran usai, lalu saya memberikan latihan dengan menggunakan Quizizz. Peserta didik semangat menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis yang seperti bermain game online.

Diakhir pembelajaran, sayapun menutupnya dengan do'a. Semoga saja kita semua selalu dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Karena di saat pandemi covid 19 ini yang paling utama adalah kesehatan.

"Tetap semangat dalam pembelajaran adalah kunci suksesmu", ini adalah kata motivasi yang selalu saya ucapkan pada peserta didik. 

Di hari kedua menulis di blog ini, juga memotivasi saya untuk terus berkarya. Terima kasih banya saya ucapkan pada Om Jay yang telah menginformasikan Lomba Menulis ini.

Mencoba menulis kreatif memang harus dibiasakan terus menerus, agar menjadi terbiasa.

Di akhir kata saya ucapka, semangat menulis...!!!

Catatan hari Senin

 Semangat pagi...!

Di hari Senin, setelah selesai melaksanakan pembelajaran secara daring dengan siswa. Saya melihat grup Whatsapp Belajar Menulis Gel. 14 dan mendapatkan informasi bahwa ada Lomba Blog PGRI. Gratis untuk peserta lomba anggota PGRI dengan Tema : Menulis di Blog Jadi Buku dengan panjang tulisan minimal 300 kata dan maksimal 1500 kata. Menulis setiap hari di Blog dari tanggal 1 sampai 28 Februari 2021.

Sumber gambar grup Whatsapp Belajar menulis gel. 14


Setelah mengikuti berbagai pelatihan saat pandemi covid 19 ini, saya memiliki blog dan juga channel YouTube sebagai alat berbagi di sosial media. Sangat senang bisa ,engenal Om Jay saat mengikuti PembaTIK Level 4. Saya juga sangat suka menulis. Menulis memang bukanlah suatu hal yang mudah. Tetapi saya terus berlatih agar bisa lebih kreatif dalam menulis. Pelatihan SAGUSAKU  (oleh IGI) dan  SAGUSABU (oleh Media Guru) pernah saya ikuti. Tetapi sampai saat ini, hanya karya tulis di surat kabar dan majalah yang pernah saya terbitkan. Belum pernah memiliki satu buku karya tunggal saya.

Setelah mengikuti berbagai pelatihan, sayapun berusaha keras dan terus mencoba membuat satu karya saya dalam bentuk buku. Mudah-mudahan dalam tahun ini bisa terbit.

Buku tersebut berjudul : Peran serta orangtua saat belajar dari rumah.

Walaupun belum selesai proses pembuatan buku tersebut, tetapi saya sudah sangat gembira. Karena selain bertugas sebagai Guru di SD Negeri 165732 saya juga ibu dari 2 orang putra dan 1 orang putri. Putra pertama saya sekarang duduk di Kelas 8 SMP Negeri 4 Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Putra kedua saya Kelas 1 SD Negeri 165718, dan putri bungsu saya masih berusia 2 tahun. Saya masih terus menyelesaikan tulisan saya tersebut, sambil mengikuti lomba menulis di blog ini. Walaupun saya merasa belum bisa semaksimal penulis-penulis lainnya. 

Alhamdulillah, di tahun 2020 ini saya bisa menjadi Kandidat Duta Rumah Belajar Sumatera Utara.


Karena mengikuti PembaTIK sampai Level 4, saya jadi bisa mengenal Guru-Guru hebat se Indonesia. Bisa mengenal Om Jay. Semangat semakin bertambah setiap hari. Semangat bersama demi Negeri tercinta...! Di PembaTIK Level 4 tahun 2020 kami juga dituntut tugas-tugas yang begitu meningkatkan kompetensi seorang Guru. Selain memiliki channel YouTube juga memiliki blog untuk tulisan dan laporan kegiatan berbagi. Karena Level 4 adalah Level Berbagi.

PembaTIK kepanjangan dari Pembelajaran berbasis TIK, merupakan program Peningkatan Kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi (4i leveling).

Walaupun tak mudah untuk menulis, apalagi setiap hari. Saya akan berusaha mengikutinya dengan baik. Semoga saja bisa menjadi tulisan buku yang terbit. 

Literasi 5 Tema 6 Kelas 4

 


Aku Cinta Membaca

Cintailah membaca, karena ....
semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca,
semakin sering kamu berpetualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalaman yang kamu rasakan.
Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, 
karena apa yang kamu baca akan mengisi dirimu dengan ilmu,
menambah jiwamu dengan pengetahuan,
dan membuka wawasan cakrawala benakmu, seluas-luasnya!


Impian Bomu
Penulis : Watiek Ideo dan DK Wardhani

Hai, namaku Bomu. Aku adalah sebatang bambu di daerah Way Kambas, Sumatra. Aku tinggal bersama segerombol bambu lainnya. Teman kami, Angin, suka sekali menggoda dan bercanda bersama kami, para bambu.

Tiba-tiba kudengar suara yang amat keras. Itu adalah para pohon besar di seberang.
"Oh, sebentar lagi kita akan dibawa ke kota," kata Pohon Kampar.
"Ya. Kudengar mereka akan menjadikan kita mebel-mebel mewah," ujar Pohon Meranti bangga.
"Seperti apa ya tingal di kota?" batinku. Sungguh, aku iri kepada mereka. Para manusia lebih membutuhkan pohon-pohon itu  daripada sepotong bambu.

Hari berganti hari. Pagi-pagi kudengar kehebohan di sawah seberang. Rupanya itu adalah anak-anak Way Kambas. "Gawat! Kata Ayahku, musim kemarau sudah datang!"
"Sawah-sawah akan kekeringan."
"Kita akan kesulitan air bersih nanti." Suara-suara mereka terdengar khawatir. Keesokan hari, kulihat anak-anak Way Kambas datang lagi. Tapi kini, mereka ditemani para orang tua. Dan, hei, mereka berjalan ke arah kami, para bambu!

"Ayo, ayo! Ambil yang bagus bambunya"
"Iya. Biar kuat!"
Orang-orang mulai memotong kami para bambu. Rasanya sungguh geli. Aku sangat bahagia membayangkan apa yang akan terjadi. Kurasa mereka akan membawaku ke kota! Hore!

Tubuhku bergoyang-goyang saat orang-orang itu mengusung para bambu ke sebuah sungai besar di ujung desa. Lho, kok ke sini?
"Ayo, kita rakit sekarang!" Tanpa dikomando, mereka berbagi tugas. Srek! Srek! Kras! Kras! Hei, apa yang terjadi?

Dan, wow! Tubuhku tertali amat kencang bersama teman-temanku. Kulihat beberapa bambu lain tampak saling terhubung menjadi pipa-pipa panjang. 
"Ayo, kita coba sekarang!"
Tiba-tiba angin bertiup ke arahku. Perlahan, tubuhku berputar. Air pun masuk ke bumbung-bumbung tubuhku dan teman-temanku. Lalu, air itu tumpah ke sebuah wadah dan mengalir masuk ke pipa-pipa bambu.

"Berhasil!" "Hore!" "Airnya masuk!"
Para petani dan anak-anak itu bersorak bahagia. Air itu mengalir ke sawah-sawah dan kolam penampungan di tengah desa.
Kini, aku menjadi bagian dari kincir angin ini. Anak-anak Way Kambas bersemangat sekali menanami sekitar mata air dengan tunas-tunas muda. Mereka dan para orang dewasa bahu-membahu menahan tepian mata air dengan bebatuan. Tak boleh lagi ada yang menebang pohon sembarangan dan mengotori sumber air.

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Literasi 4 Tema 6 Kelas 4

 


Aku Cinta Membaca

Cintailah membaca, karena ....
semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca,
semakin sering kamu berpetualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalaman yang kamu rasakan.
Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, 
karena apa yang kamu baca akan mengisi dirimu dengan ilmu,
menambah jiwamu dengan pengetahuan,
dan membuka wawasan cakrawala benakmu, seluas-luasnya!


Kemarau di Gunungkidul
Penulis : Fransisca Emilia

Dongeng Anak Terpilih Kategori Air Minum
Lomba Menulis Dongeng Anak KSAN 2015

Hari ini sekolah Elang libur. Elang ikut ayahnya yang akan meliput berita di Gunungkidul, Yogyakarta. Ayah Elang seorang wartawan.
"Di sana sering kekurangan air ya, Yah? Aku pernah baca di majalah," kata Elang.
Ayah mengangguk. "Sebagian besar wilayah Gunungkidul merupakan pegunungan karst yang tersusun dari batuan kapur berpori. Akibatnya, air selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah. Permukaannya kering, tapi jauh di bawah tanah kaya akan air. Lihatlah sekitarmu, Elang," kata Ayahnya lagi.

Dari kaca mobil, Elang memandang sekelilingnya. Pohon-pohon jati meranggas dan rerumputan mengering. Saat memasuki perkampungan, yang terlihat hanya tanah cokelat yang pecah-pecah.

Saat sampai tujuan, Ayah memarkir mobil di depat balai desa. Tak jauh dari situ, kerumunan warga tengah mengantre di sekeliling mobil tangki air. Mereka membawa jeriken, ember, dan berbagai wadah untuk menampung air. Ayah lalu mewawancarai kepala desa dan beberapa warga.

"Telaga-telaga sudah mengering pada awal kemarau. Begitu pula bak-bak penampungan air dan kolam-kolam yang kami buat, hanya cukup untuk satu bulan," kata Pak Kepala Desa.

Elang memandang kerumunan warga dengan sedih. Ia lalu melihat seorang gadis kecil yang baru selesai mengantre air. Jalannya terengah-engah.
Elang mendekatinya. "Sini, aku bantu."
Mata bulat gadis kecil itu berbinar. Elang lalu memperkenalkan dirinya. Gadis itu bernama Gendis.
"Kenapa mengambil air sendiri?" tanya Elang perlahan.
"Simbah sedang membuat gaplek. Bapak dan simbok bekerja di Jakarta," jawab Gendis.
"Air ini untuk apa? Mandi?" tanya Elang lagi.

"Musim kemarau begini aku jarang mandi. Kita membeli air untuk minum dan memasak saja."
Elang tak menyangka kalau ada daerah yang mengalami kekeringan separah itu.
"Hei, dari mana? Ayo pulang," kata ayah membuyarkan lamunan Elang.
"Yah, bukankah kata Ayah di dalam tanah sana kaya air? Apa tidak bisa dimanfaatkan?" tanya Elang.

"Bisa. Tapi, dalamnya ratusan meter. Perlu biaya sangat besar. Pemerintah bekerja sama dengan Jerman sudah membangun bendungan di Gua Bribin. Airnya dipompa ke atas!"
"Terus, kenapa masih kekurangan air?"
"Airnya sudah bisa memenuhi kebutuhan warga di beberapa kecamatan. Tapi belum optimal. Mudah-mudahan dengan perkembangan teknologi, air bawah tanah bisa dimanfaatkan lebih baik. Dan, Gunungkidul tidak kekurangan air lagi seperti sekarangg."

"Kita beruntung ya, Yah, tidak pernah kekurangan air," kata Elang kemudian. Ayahnya pun mengangguk. Perjalanan bersama ayah kali ini, sungguh memberikan pengalaman baru bagi Elang.

Apa pelajaran yang kamu dapatkan dari cerita di atas?

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Literasi 3 Tema 6 Kelas 4

 


Aku Cinta Membaca

Cintailah membaca, karena ....
semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca,
semakin sering kamu berpetualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalaman yang kamu rasakan.
Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, 
karena apa yang kamu baca akan mengisi dirimu dengan ilmu,
menambah jiwamu dengan pengetahuan,
dan membuka wawasan cakrawala benakmu, seluas-luasnya!


Laut Kita Penuh Harta Karun
Penulis : Erlita Pratiwi

Minggu pagi yang cerah. Nara bersama ayah dan Om Benny, teman ayah, naik perahu motor meninggalkan pelabuhan Tanjung Luar, Lombok Timur, menuju ke tengah laut lepas. Ayah Nara yang mengemudikan perahu motor itu menuju perahu besar yang berada di tengan laut.

Sesampainya di perahu besar, Nara melihat teman-teman ayah membersihkan kerang mutiara. Kerang-kerang itu kemudian akan dikembalikan ke dalam laut. Bila sudah cukup umur, dipanen untuk diambil mutiara yang terdapat di dalam kerang.

Nara memperhatikan kerang-kerang yang sedang dibersihkan. Lalu, ia memegang salah satunya. Sama sekali tidak terlihat ada sesuatu yang mahal di dalamnya.

"Yang ini, mutiaranya sudah sebesar apa, Ayah?" tanya Nara penasaran.
"Harus diperiksa dengan sinar X terlebih dahulu, Nara. Baru nanti bisa terlihat," kata ayahnya. Nara pun hanya manggut-manggut.

"Tidak semua proses mutiara berhasil, Nara. Dengan bantuan sinar-X, kita bisa tahu kerang yang gagal," kata Om Benny menjelaskan.
Om Benny lalu menunjuk kerang yang sedang dibersihkan. "Ini namanya Pinctada maxima. Jenis kerang ini menghasilkan mutiara berwarna keemasan. Kerang-kerang harus dibersihkan dari siput dan bianatang lain yang menempel. Hewan-hewan itu akan mengisap makanan yang ada di dalam kerang. Nanti mutiaranya jadi tidak sempurna."

Nara menyimak penjelasan Om Benny itu. "Pantas saja mutiara itu harganya mahal. Prosesnya sulit dan lama ya, Om." kata Nara.
Om Benny mengangguk membenarkan.
"Kamu tahu tidak, mutiara dari perairan Lombok sudah terkenal ke seluruh dunia, Nara. Dan faktanya, hampir 43 persen mutiara di dunia itu dihasilkan dari Indonesia," tiba-tiba Om Benny berkata lagi.

"Wow, keren!" Nara berseru kagum."Indonesia ternyata punya banyak harta karun di laut, ya, Om," kata Nara.
"Iya, Nara. Bangsa kita memang kaya akan hasil laut. Bukan cuma mutiara, masih banyak kekayaan hasil laut lainnya, Nara. Tapi, sayangnya, potensi sumber daya kelautan Indonesia yang sangat besar itu sampai sekarang masih belum tergarap secara optimal, Nara," lanjut Om Benny dengan nada prihatin.

"Oh, begitu ya, Om?" Nara ikut merasa sedih mendengarnya.
"Oleh karena itu, kamu belajar yang rajin, Nara! Supaya saat kamu besar nanti, kamu dan generasi muda penerus bangsa lainnya bisa mengolah kekayaan hasil laut Indonesia ini dengan baik. Bangsa kita nantinya bisa menjadi makmur," pesan Om Benny kemudian.

"Siap, Om!" Nara membuat gerakan hormat dengan tangannya.
Om Benny dan Ayah Nara pun tersenyum senang melihat semangat Nara.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang melimpah. Mari kita cintai dan jaga kekayaan laut tersebut.

Apa pelajaran yang kamu dapatkan dari cerita di atas?

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Literasi 2 Tema 6 Kelas 4

 


Aku Cinta Membaca

Cintailah membaca, karena ....
semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca,
semakin sering kamu berpetualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalaman yang kamu rasakan.
Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, 
karena apa yang kamu baca akan mengisi dirimu dengan ilmu,
menambah jiwamu dengan pengetahuan,
dan membuka wawasan cakrawala benakmu, seluas-luasnya!


Kebaikan hati Pohon jati
Penulis : Heru Prasetyo

Siang hari itu, di sebuah lokasi perbukitan di Pulau jawa, Awan menurunkan air hujan yang dibawanya ke daratan.
"Ah, leganya." Awan merasa senang, air yang sedari tadi dibawa sudah ditumpahkannya.
"Hei, Awan. Kenapa kamu sembarang menurunkan hujan?" protes Pohon Jati.
Awan terkejut mendengar pohon jati memprotesnya. Padahal, selama ini, pohon Jati selalu senang kalau awan menurunkan hujan.
"Aku tidak kuat lagi. Sedari tadi, aku sudah lelah mengangkut hujan," sahut Awan.
Namun, Pohon Jati tampak tidak senang mendengarnya. "Iya, tapi, kenapa kamu menurunkannya di sini? Lihatlah, tempat ini sudah penuh air!" kata Pohon Jati marah. Awan melihat ke bawah. Memang benar, di sekitar Pohon Jati banyak terdapat genangan air.
Pohon Jati masih merasa jengkel. "Bagaimana caranya agar aku tidak lagi digenangi air sebanyak ini?"
"Tenang saja, nanti pasti akan terserap oleh akarmu," jawab Awan singkat.
"Itu tidak mungkin. Semua temanku sudah habis ditebangi manusia. Cuma tinggal aku satu-satunya pohon jati di sini," kata Pohon Jati tampak sedih.
Awan pun berempati. "Aku turut sedih mendengarnya."
"Lalu genangan air ini sebanyak ini bagaimana membuangnya?" tanya Pohon Jati.
"Gampang, kamu alirkan airnya ke bawah bukit sana," Awan memberi saran.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau membuat manusia yang berada di bawah bukit menjadi korban banjir," tukas Pohon Jati.
"Bukankah mereka sudah menebangi semua temanmu," uajar Awan.
"Tapi, tidak semua dari mereka seperti itu. Anak-anak di bawah bukit sana, mereka sangat menyayangiku. Sudah beberapa hari ini mereka menanam banyak bibit pohon untuk temanku nanti. Mereka juga merawatku dengan baik," sahut Pohon Jati. Awan pun terenyuh mendengarnya.
"Lalu sekarang apa yang akan kamu lakukan?" tanya awan.
"Aku akan berusaha menahan genangan air yang banyak ini tetap di sini sebisaku," jawab Pohon Jati.
Awan tidak menyangka Pohon Jati begitu baik hati.
Akhirnya, Pohon Jati terus berusaha menyerap genangan air di sekitarnya sedikit demi sedikit dengan akarnya.
Sore pun menjelang. Genangan air di sekitar Pohon Jati perlahan mulai surut. Tampak anak-anak mulai berdatangan ke atas bukit. Dari atas langit, Awan melihat sekumpulan anak-anak kembali menanami bibit-bibit pohon jati di area di mana dahulu banyak terdapat pohon jati, tetapi kini sudah ditebang.
"Hei, masih ada sedikit genangan air. Ayo, kita main!" Anak-anak tampak antusias bermain air di bawah Pohon Jati. Di wajah mereka tersirat keceriaan.Pohon Jati pun tersenyum bahagia melihat keceriaan anak-anak itu.

Apa pelajaran yang kamu dapatkan dari ceriat di atas?

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Literasi 1 Tema 6 Kelas 4

 


Aku Cinta Membaca

Cintailah membaca, karena ....
semakin banyak membaca,
semakin banyak tempat yang kamu kunjungi,
semakin sering membaca,
semakin sering kamu berpetualang,
semakin beragam bacaanmu, semakin beragam pula pengalaman yang kamu rasakan.
Apa yang kamu baca akan membuatmu kaya, 
karena apa yang kamu baca akan mengisi dirimu dengan ilmu,
menambah jiwamu dengan pengetahuan,
dan membuka wawasan cakrawala benakmu, seluas-luasnya!


Kakakku Dokter di Pedalaman
Penulis : Diy Ara

Di sebuah rumah di Semarang, Rara sudah duduk di dekat telepon rumah sejak pulang sekolah. Beberapa kali, ia menatap telepon, lalu berbisik, "Kak Dilan, Rara kangen." Sayangnya, telepon itu tetap tidak berdering. Rara menjadi kesal.
"Andai Rara punya kakak seperti kakaknya Sena. Seorang polisi hebat yang selalu mengantar Sena ke sekolah."
"Kak Dilan dokter yang hebat, lho!" seru Mama.
"Dokter hebat harusnya ada di rumah sakit. Tidak di hutan seperti Kak Dilan," protes Rara. "Kak Dilan malahan tidak punya waktu, sudah sebulan Kak Dilan tidak menelepon."
Mama mengusap rambut panjang Rara. " Kak Dilan pasti kangen Rara. Tetapi, Kak Dilan kan sekarang tinggal di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tepatnya di Distrik Weime. Itu daerah pedalaman, tidak ada listrik, sinyal, wartel, dan fasilitas lainnya. Jadi, kalau mau menelepon kita, Kak Dilan harus pergi ke kota dulu."
Tiba-tiba telepon berdering. Rara lekas mengangkat telepon itu. Suara Kak Dilan menyapa. Rara berteriak girang.
"Kak Dilan harus pulang! Kalau tidak, Rara tidak mau ngomong sama Kakak lagi!"
"Rara jangan ngambek, dong! Kak Dilan kangen sekali suara imut Rara," bujuk Kak Dilan di sambungan telepon. "Kakak mau cerita. Hari ini, Kakak senang sekali, akhirnya Bonai tersenyum." "Siapa itu Bonai?" tanya Rara penasaran.
"Bonai itu salah satu pasien Kakak. Dia terkena malaria. Syukurlah, sekarang ia sudah sembuh. Tempat yang Kakak tinggali ini banyak sekali penduduk yang meninggal karena malaria. Soalnya, jarak dari sini ke rumah sakit sangat jauh. Jadi, mereka telat ditangani," cerita Kak Dilan.
"Kasihan sekali. Berarti Kakak harus jaga kesehatan. Kalau Kak Dilan sakit, nanti siapa yang mengobati mereka?"
"Ehm, Kakak minta maaf, ya karena tidak ada di samping Rara."
Rara merasa bersalah. Seharusnya, ia mendukung Kak Dilan. Soalnya, menjadi dokter di pedalaman adalah tugas berat dan sangat mulia. "Tidak apa-apa, Kak. Rara paham sekarang. Dibandingkan Rara, penduduk di Weime lebih membutuhkan Kak Dilan. Kakak harus ada di samping mereka dan mengobati mereka sampai sembuh! Janji ya sama Rara!"
"Janji! Doain Kakak, ya!"
"Pasti! Rara bangga sekali punya Kakak sehebat Kak Dilan!" seru Rara semangat." Kalau sudah dewasa nanti, Rara mau jadi dokter. Menyelamatkan nyawa orang lain dan membuat mereka tersenyum!"
"Kakak juga bangga sama Rara!" kata Kak Dilan di ujung telepon sana.

Apa pelajaran yang kamu dapatkan dari cerita di atas?

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Tema 6 Subtema 3 Pembelajaran 6 Kelas 4

 Semangat pagi...!!!

Semangat belajar, kunci suksesmu...!!!

Canho Pasirua, Kisah Pianis Cilik Indonesia untuk Ajang Internasional

Seorang bocah yang belum genap berumur tiga tahun menangis sambil mengguling-gulingkan badannya di tengah pasar karena permintaannya tidak dipenuhi ibunya. Sang anak sangat ingin memiliki harmonika mainan. Sang ibunda akhirnya memenuhi permintaan anaknya hanya agar dia segera berhenti menangis.

Harmonika mainan itu menjadi sahabat akrab anak balita tersebut di rumah setiap hari. Tidak hanya itu, anak tersebut akan sangat serius menyaksikan acara musik yang sedang ditayangkan di televisi.

Bahkan matanya tampak melotot dan berdiri sangat dekat dengan layar televisi bila melihat pemain piano atau keyboard sedang beraksi. Belakangan anak ini harus menempuh ke sebuah kota lain, yang berjarak 140 kilometer dari kotanya, tidak ada piano. Itulah sepenggal kisah Canho Pasirua, pianis cilik asal Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang akan mewakili Indonesia ke ajang kompetisi internasional di Amerika Serikat.

Canho sebentar lagi akan berlaga di Kejuaraan Dunia Seni Pertunjukan atau "Word Championship Performing Arts (WCOPA) 2016" di Long Beach, California, AS, 7-19 Juli 2016. Pada Rabu (29/6/2016), bocah bernama lengkap Yohanes De Capestrano Jambru Passirua itu menggebrak Jakarta. Cancho mempertontonkan kebolehannya dalam memainkan komposisi karya para pemusik klasik dunia di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta.

Ayo Renungkan

Semangat apa yang kamu pelajari dari Canho?

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Tema 6 Subtema 3 Pembelajaran 5 Kelas 4

 Semangat pagi...!!!

Semangat belajar, kunci suksesmu...!!!

Pernahkan kamu mendengar kisah seseorang yang hampir gagal dalam meraih cita-citanya? Simaklah cerita berikut ini, lalu ambil nilai-nilai penting di dalamnya.

Ayo Membaca

Bacalah kisah Bayu dalam meraih cita-citanya di bawah ini dengan saksama!

Meraih Cita walau Nyaris Putus Asa

Tawa riang dan teriakan lantang datang dari pemilik kaki-kaki kecil yang menyepak bola kaki di tanah lapang di sebuah kecamatan bernama Ledokombo. Langit mulai berwarna jingga, awan kelam, pertanda siang telah berganti malam. Pemilik kaki kecil itu pun kembali ke rumah berkumpul dalam hangatnya keluarga dan sejuknya udara desa.

Kini kaki-kaki kecil itu telah menjadi kaki-kaki yang kukuh dan lincah menari di atas rumput hijau stadion besar. Pemilik kaki-kaki kecil itu adalah Bayu Gatra Sanggiawan. Pemuda ini lahir pada tanggal 12 November 1991 di Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Telah lama ia ingin menjadi pemain sepak bola profesional.

Pada tahun 2005, Bayu bergabung dengan tim kebanggaan warga Jember, yaitu Persid Jember. Setiap hari, ia berjuang menghabiskan waktu 45 menit untuk menuju tempat latihan dari rumahnya yang jaraknya cukup jauh. Ia rajin berlatih dan menunjukkan prestasi yang gemilang.

Dari Persid Jember, Bayu pindah ke Persekap Pasuruan sebelum akhirnya ia berhasil masuk tim PON (Pekan Olahraga Nasional) Jawa Timur untuk berlomba di PON 2012 di Riau. Akan tetapi, kemudian ia mengalami cedera lutut parah saat prestasinya sedang gemilang. Cedera itu hampir membuatnya putus asa hingga ingin berhenti bermain bola. Namun, doa dan dukungan dari keluarga membuatnya tetap bersemangat. Ia melakukan operasi agar dapat berlari kembali di lapangan rumput.

Setelah mulai pulih, ia meningkatkan porsi latihan agar untuk mengejar ketinggalannya. Kerja keras dan kegigihannya membuahkan hasil. Bayu pun kembali tampil hebat di lapangan hingga membawa timnya menjadi juara.

Apa kesimpulanmu terhadap usaha Bayu untuk meraih cita-citanya?

Tidak ada yang mustahil jika kita berusaha, demikian yang dilakukan oleh Bayu untuk meraih cita-citanya. Bagaimana dengan usahamu untuk meraih cita-citamu? Bekerja keras dan pantang menyerah harus dilatih sedini mungkin agar kamu tangguh untuk mencapai mimpi dan cita-citamu.

Ayo Membaca

Kamu telah mengetahui bagaimana menggunakan tekanan dan jeda yang tepat saat mendeklamasikan puisi. Selain pelafalan, intonasi dan tekanan yang tepat, kamu juga harus menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai dengan isi puisi. Oleh karenanya, penting bagimu untuk mengetahui makna atau isi puisi.

Pada saat mendeklamasikan sebuah puisi, pahamilah isi dan pesan yang ingin disampaikan. Apabila puisimu tentang harapan dan doa, ekspresi wajahmu harus mendukungnya, yaitu berekspresi yang sama saat kamu berdoa. Jika puisimu berkisah tentang harapan, ekspresimu harus menunjukkan mata berbinar dengan pandangan jauh menerang. Jika puisimu berisi tentang pengalaman sedih, ekspresimu harus menunjukkan kesedihan yang mendalam seperti saat kamu kehilangan orang terkasih.

Kamu dapat melatih perubahan ekspresi wajah dengan menggunakan kaca atau dengan bantuan temanmu. Setelah kamu menghafalkan puisi, kamu dapat menjiwai puisi dengan menempatkan dirimu sebagai bagian dari isi puisi tersebut.

Ayo Berlatih

Lihatlah kembali puisi-puisi yang ada di pembelajaran ini. Kamu juga dapat mencari beberapa puisi yang telah kamu buat sebelumnya. Golongkan puisi-puisi tersebut termasuk ke dalam puisi sedih, riang, atau puisi yang penuh pengharapan. Pilihlah salah satu puisi yang kamu paling sukai. Pahamilah isi puisi tersebut, lalu mulailah berlatih ekspresi wajah sambil mendeklamasikannya.

Pada halaman 148

Setiap agama memiliki kekhasan dan keunikan pada tempat ibadahnya. Kekhasan dan keunikannya dipengaruhi oleh fungsi dan budaya masyarakat sekitar yang menggunakannya. Amatilah berbagai tempat ibadah yang ada di daerahmu. Carilah informasi tentang apa saja dan kapan saja tempat ibadah itu dimanfaatkan oleh umatnya.

Sumber : Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013